Pages

Saturday, December 7, 2013

Hanya Orang Malas Yang Pantas Jadi Pengusaha

Sumber alam yang berlimpah seperti minyak, emas, permata, dst..ternyata masih belum membuka mata banyak penduduk negeri kita ini.  Dengan keberkahan yang luar biasa ini, bahkan menurut negara lain Indonesia sanggup mengembargo negara lain, tapi kenyataannya kita masih terlalu 'rajin' sehingga kita rela menjadi budak di negeri sendiri atau negeri orang.  Ribuan bahkan jutaan pelamar kerja atau bahkan TKI / TKW masih menjadi rebutan, ironis !!!

Karena 'rajin' kita bahkan tidak berani tampil sebagai pejuang bagi keluarga kita atau negara kita.  Padahal yang perlu kita lakukan adalah menjadi pemalas aja.  Iya rasa malas yang harus di kembangkan dengan sudut pandang berbeda.  Dan para pengusaha adalah para pemalas sejati, ada 5 kategori malas nih yang bisa bikin orang bisa jadi pengusaha sukses.

1. Malas Kalau Rezekinya Cuma Segitu
Rasulullah kan pernah bilang, 9 dari 10 kunci rezeki itu ada di perdagangan. Sementara berdagang adalah jantungnya berwirausaha.
Jadi, ya pengusaha itu memang cuma cocok bagi orang yang malas kalau rezekinya segitu-segitu aja. Karena dia merasa kalau rezekinya cuma segitu maka kontribusi dan dampak yang dia berikan juga segitu aja (beda kalau rezekinya lebih besar)

2. Malas Kalau Manfaatnya Cuma Segitu
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya.”
Siapa bilang jadi pengusaha itu hanya memikirkan profit dan untung? Menjadi pengusaha kan berarti kita mencoba membantu pelanggan kita untuk memenuhi kebutuhan mereka kan? Disitulah titik pentingnya.
Jika kamu masih berpikir bahwa pengusaha itu landasannya adalah keinginan untuk kaya, akan kalah sama pengusaha yang landasannya ingin membantu orang. Beneran lho!! 

3. Malas Kalau Usahanya Cuma Ada Satu
Nah kalau yang ini ibarat rezeki adalah sungai yang mengalir, maka jangan siapkan satu ember buat menganbilnya. Buatlah 2, 3, 4, bahkan berbelas-belas ember agar mengambilnya lebih cepat. Hehe..
Tapi tentunya fokuskan dulu pada usaha yang sedang kita bangun. Kalau sudah mapan, barulah membuat usaha-usaha yang lain.

4. Malas kalau Temannya Cuma Segitu
“Silaturahmi itu memanjangkan umur dan melapangkan rezeki.”
Nah, itu memang benar. Pengusaha sukses itu rata-rata malas kalau temannya cuma segitu-segitu aja. Jaringannya luas dan bisa saling memberi manfaat. Jadi, kalau kamu malas temanmu segitu-gitu aja, maka menjadi pengusaha adalah upaya yang cocok banget buat kamu.

5. Malas Kalau Ilmunya Cuma Segitu
Ini juga penting lho. Karena kalau menjadi pengusaha itu kan dituntut untuk terus kreatif dan inovatif terkait pergeseran dan perkembangan usaha yang sangat cepat dan kompetitif apalagi di masa yang sekarang ini. Iya kan??
Beda sama mereka yang mungkin kerjanya itu-itu saja maka memang akan sulit mengembangkan ilmu. Tetapi kalau pengusaha, ilmu ga berkembang ya terancam bangkrut.

6. Malas Kalau Ibadahnya Cuma Segitu
Yang ini spesial nih. Menjadi pengusaha itu berpotensi membuka pintu-pintu ibadah yang lain. Misalnya, meningkatkan jumlah zakat, meningkatkan jumlah sedekah, membangun masjid atau tempat ibadah, dan lain sebagainya.
Jadi buat mereka yang memang malas kalau ibadahnya cuma segitu, bisa sedekahnya cuma segitu, dan zakatnya cuma segitu-gitu aja, maka menjadi pengusaha cocok untuk kamu.

Oke, jadi itu dia alasan kenapa hanya orang malaslah yang cocok jadi pengusaha. Pengusaha itu kan sebenarnya merupakan pilihan profesi. Tapi, kalau kamu memang ga cocok ya ga usah jadi pengusaha. Masih banyak pilihan profesi lainnya.

Wednesday, January 16, 2013

Pengusaha Bermental Karyawan

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan karyawan.  Mereka juga sama dengan kita yang mengais rezeki dengan cara yang halal.  Tapi kalau boleh saya bilang, banyak di antara teman - teman karyawan yang terjebak dengan rutinitas yang membuat mandeknya proses kreatifitas dan semakin menikmati zona nyaman mereka.  Beberapa di antara mereka suntuk dengan bejibunnya 'PR' dan semakin terhimpit tekanan - tekanan baik dari atasan mereka atau lingkungan pekerjaannya.  Dan di satu sisi mereka seolah tidak punya pilihan kecuali bertahan di tempat kerja mereka dengan alasan kebutuhan gaya hidup yang seakan akan adalah lintah yang terus menerus meminta jatah tetap setiap bulannya.

Lain lagi dengan pengusaha, mereka juga bukan malaikat penyelamat roda perekonomian negara.  Mereka manusia yang mencoba menghidupi diri dan keluarganya secara halal.  Tapi berbeda dengan karyawan, para pengusaha ini di tuntut untuk 'sedikit' bisa lebih di banding dengan para karyawan.  Para pengusaha harus bisa memutar roda industri mereka berjalan dengan baik, mengingat banyak nasib para karyawan di tangan mereka.

Untuk bisa lebih, tentu saya para pengusaha tidak boleh punya satu mentalitas yang sama dengan karyawan.  Mereka harus punya satu mental dan pola berpikir yang yang berbeda dengan karyawannya.  Ukuran apa yang bisa di gunakan untuk membedakan itu, mari kita simak indikasi di bawah ini :
  • Seorang pengusaha harus selalu punya ide untuk mengembangkan usahanya
  • Dia harus berani menangkap peluang - peluang baru
  • Selalu bersemangat karena mengikuti passionnya
  • Selalu meng up grade diri
  • Tidak takut akan resiko ( selama sudah terukur )
  • Berani keluar dari zona nyaman
Indikasi di atas bisa kita jadikan tolok ukur bagi pengusaha, untuk tampil lebih gemilang pada perkembangan usahanya.

Nah, kalau ada pengusaha yang belum masuk pada kriteria di atas, maka belum terlambat untuk berubah mulai dari sekarang.

Semoga bermanfaat