Pages

Monday, April 4, 2016

Dunia berubah setiap hari dan tidak akan menunggu anda.

Jack Ma - Founder of Alibaba
Saat Korek Gas ditemukan, Korek Api perlahan mulai menghilang.
Saat Kalkulator tercipta, Sempoa mulai dilupakan.
Saat Kamera Digital dibuat, Kamera Rol mulai hilang.
Saat Penjualan via Internet (E-commerce) dan Network Marketing meningkat, Pemasaran secara tradisional menurun.
Saat Smartphone dengan Teknologi 4G (Internet tanpa kabel) diperkenalkan, kita bahkan tidak perlu lagi menghidupkan Komputer di rumah.
Saat BBM / Whatsapp dikembangkan, SMS sudah tidak lagi sepopuler dulu.
Tidak perlu menyalahkan "Siapa merebut bisnis siapa". Ini terjadi karena MANUSIA sangat dapat DIUBAH dan mampu MENYESUAIKAN DIRI terhadap IDE BARU dan PERUBAHAN yang terjadi di dunia ini
Ada yang bertanya kepada Jack Ma, "Apa rahasia sukses anda."
Jack Ma menjawab, "Sangat sederhana. SAYA melakukan sesuatu (ACTION), ketika ANDA hanya MELIHAT (Mengamati)."
Ingatlah, Dunia berubah setiap hari. Bila anda tidak berubah, maka anda akan tertinggal.
HOW TO LIVE YOUR LIFE?
1. Take Action
2. Take a Risk
3. Stop Complaining
4. Have Passion
5. Look for Opportunities
6. Stay Focused
7. Get Used to Rejection
8. Get Used to Rejection
9. Get Used to Rejection
10. Get Used to Rejection

Aah... indahnya ditolak,Get Used To It....

Sunday, February 8, 2015

Sudah Yakin Menjadi Pengusaha ?

Keputusan menjadi seorang Entrepreneur tentu bukanlah suatu yang tiba – tiba pada diri seseorang.  Ada sebuah proses yang di jalani terlebih dulu hingga seseorang memutuskan untuk terjun ke dunia ini.  Meski dunia entrepreneur akhirnya menyaring kembali individu siapa saja yang layak untuk bisa hidup di area ini dan siapa saja yang tidak.

Kebanyakan dari mereka yang terlempar dari dunia entrepreneurship adalah individu yang tidak siap menghadapi tantangan – tantangan di dalamnya.  Beberapa di antara mereka bukan tidak mempunyai uang, tapi uang mereka telah habis di ‘pertaruhkan’ di sini.  Beberapa di antara mereka juga bukan pribadi melempem tapi semangat mereka telah tersedot habis dengan realitas – realitas baru yang terus bermunculan.

Namun uniknya, ada pula dari mereka yang tetap bertahan di dunia entrepreneur meski di area ini malah menimbulkan keculasan, kedengkian dan beberapa emosi negative lainnya.  Entrepreneur yang seharusnya bisa menjadi pencerah hidup malah menjadikan mereka hidup dalam kegelapan.
Saatnya bagi pelaku dunia entrepreneur melihat kembali dan mengevaluai nilai – nilai yang mendasari mereka.  

Saat orang memutuskan untuk menjadi entrepreneur berarti dia telah memutuskan untuk hidup dalam kemandirian.  Hidup tanpa ada pimpinan yang mengatur, mempunyai fleksibilitas waktu, dan lain-lain.  Namun apa hanya itu, tentu saja tidak.  Masih banyak elemen lainnya yang harus di pahami.
Salah satunya adalah berani menentukan dan memutuskan perasaan apa yang di izinkan setiap detiknya di dalam diri mereka.  Perasaan – perasaan yang di miliki manusia seringkali di picu oleh kondisi dan situasi di luar kita.  Semisal, ada indikasi pegawai kita yang melakukan kecurangan, maka respond umum yang muncul dari kita adalah kecurigaan dan amarah.

Nah, jika Anda membiarkan emosi negative ini berarti ada belum menjadi seorang bos untuk diri anda sendiri khususnya perasaan anda.  Seharusnya jika Anda seorang bos maka anda bisa menentukan dan mengizinkan perasaan-perasaan positif apa saja yang harus di miliki oleh seorang entrepreneur.

Selamat mengevaluasi.

Saturday, December 7, 2013

Hanya Orang Malas Yang Pantas Jadi Pengusaha

Sumber alam yang berlimpah seperti minyak, emas, permata, dst..ternyata masih belum membuka mata banyak penduduk negeri kita ini.  Dengan keberkahan yang luar biasa ini, bahkan menurut negara lain Indonesia sanggup mengembargo negara lain, tapi kenyataannya kita masih terlalu 'rajin' sehingga kita rela menjadi budak di negeri sendiri atau negeri orang.  Ribuan bahkan jutaan pelamar kerja atau bahkan TKI / TKW masih menjadi rebutan, ironis !!!

Karena 'rajin' kita bahkan tidak berani tampil sebagai pejuang bagi keluarga kita atau negara kita.  Padahal yang perlu kita lakukan adalah menjadi pemalas aja.  Iya rasa malas yang harus di kembangkan dengan sudut pandang berbeda.  Dan para pengusaha adalah para pemalas sejati, ada 5 kategori malas nih yang bisa bikin orang bisa jadi pengusaha sukses.

1. Malas Kalau Rezekinya Cuma Segitu
Rasulullah kan pernah bilang, 9 dari 10 kunci rezeki itu ada di perdagangan. Sementara berdagang adalah jantungnya berwirausaha.
Jadi, ya pengusaha itu memang cuma cocok bagi orang yang malas kalau rezekinya segitu-segitu aja. Karena dia merasa kalau rezekinya cuma segitu maka kontribusi dan dampak yang dia berikan juga segitu aja (beda kalau rezekinya lebih besar)

2. Malas Kalau Manfaatnya Cuma Segitu
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya.”
Siapa bilang jadi pengusaha itu hanya memikirkan profit dan untung? Menjadi pengusaha kan berarti kita mencoba membantu pelanggan kita untuk memenuhi kebutuhan mereka kan? Disitulah titik pentingnya.
Jika kamu masih berpikir bahwa pengusaha itu landasannya adalah keinginan untuk kaya, akan kalah sama pengusaha yang landasannya ingin membantu orang. Beneran lho!! 

3. Malas Kalau Usahanya Cuma Ada Satu
Nah kalau yang ini ibarat rezeki adalah sungai yang mengalir, maka jangan siapkan satu ember buat menganbilnya. Buatlah 2, 3, 4, bahkan berbelas-belas ember agar mengambilnya lebih cepat. Hehe..
Tapi tentunya fokuskan dulu pada usaha yang sedang kita bangun. Kalau sudah mapan, barulah membuat usaha-usaha yang lain.

4. Malas kalau Temannya Cuma Segitu
“Silaturahmi itu memanjangkan umur dan melapangkan rezeki.”
Nah, itu memang benar. Pengusaha sukses itu rata-rata malas kalau temannya cuma segitu-segitu aja. Jaringannya luas dan bisa saling memberi manfaat. Jadi, kalau kamu malas temanmu segitu-gitu aja, maka menjadi pengusaha adalah upaya yang cocok banget buat kamu.

5. Malas Kalau Ilmunya Cuma Segitu
Ini juga penting lho. Karena kalau menjadi pengusaha itu kan dituntut untuk terus kreatif dan inovatif terkait pergeseran dan perkembangan usaha yang sangat cepat dan kompetitif apalagi di masa yang sekarang ini. Iya kan??
Beda sama mereka yang mungkin kerjanya itu-itu saja maka memang akan sulit mengembangkan ilmu. Tetapi kalau pengusaha, ilmu ga berkembang ya terancam bangkrut.

6. Malas Kalau Ibadahnya Cuma Segitu
Yang ini spesial nih. Menjadi pengusaha itu berpotensi membuka pintu-pintu ibadah yang lain. Misalnya, meningkatkan jumlah zakat, meningkatkan jumlah sedekah, membangun masjid atau tempat ibadah, dan lain sebagainya.
Jadi buat mereka yang memang malas kalau ibadahnya cuma segitu, bisa sedekahnya cuma segitu, dan zakatnya cuma segitu-gitu aja, maka menjadi pengusaha cocok untuk kamu.

Oke, jadi itu dia alasan kenapa hanya orang malaslah yang cocok jadi pengusaha. Pengusaha itu kan sebenarnya merupakan pilihan profesi. Tapi, kalau kamu memang ga cocok ya ga usah jadi pengusaha. Masih banyak pilihan profesi lainnya.

Wednesday, January 16, 2013

Pengusaha Bermental Karyawan

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan karyawan.  Mereka juga sama dengan kita yang mengais rezeki dengan cara yang halal.  Tapi kalau boleh saya bilang, banyak di antara teman - teman karyawan yang terjebak dengan rutinitas yang membuat mandeknya proses kreatifitas dan semakin menikmati zona nyaman mereka.  Beberapa di antara mereka suntuk dengan bejibunnya 'PR' dan semakin terhimpit tekanan - tekanan baik dari atasan mereka atau lingkungan pekerjaannya.  Dan di satu sisi mereka seolah tidak punya pilihan kecuali bertahan di tempat kerja mereka dengan alasan kebutuhan gaya hidup yang seakan akan adalah lintah yang terus menerus meminta jatah tetap setiap bulannya.

Lain lagi dengan pengusaha, mereka juga bukan malaikat penyelamat roda perekonomian negara.  Mereka manusia yang mencoba menghidupi diri dan keluarganya secara halal.  Tapi berbeda dengan karyawan, para pengusaha ini di tuntut untuk 'sedikit' bisa lebih di banding dengan para karyawan.  Para pengusaha harus bisa memutar roda industri mereka berjalan dengan baik, mengingat banyak nasib para karyawan di tangan mereka.

Untuk bisa lebih, tentu saya para pengusaha tidak boleh punya satu mentalitas yang sama dengan karyawan.  Mereka harus punya satu mental dan pola berpikir yang yang berbeda dengan karyawannya.  Ukuran apa yang bisa di gunakan untuk membedakan itu, mari kita simak indikasi di bawah ini :
  • Seorang pengusaha harus selalu punya ide untuk mengembangkan usahanya
  • Dia harus berani menangkap peluang - peluang baru
  • Selalu bersemangat karena mengikuti passionnya
  • Selalu meng up grade diri
  • Tidak takut akan resiko ( selama sudah terukur )
  • Berani keluar dari zona nyaman
Indikasi di atas bisa kita jadikan tolok ukur bagi pengusaha, untuk tampil lebih gemilang pada perkembangan usahanya.

Nah, kalau ada pengusaha yang belum masuk pada kriteria di atas, maka belum terlambat untuk berubah mulai dari sekarang.

Semoga bermanfaat

Tuesday, March 27, 2012

I was Wrong

Saya pikir, hidup itu harus banyak meminta.
~ternyata harus banyak memberi.

Saya pikir, sayalah orang yang paling hebat.
~ternyata ada langit diatas langit.

Saya pikir, kegagalan itu final.
~ternyata hanyalah sukses yang tertunda.

Saya pikir, sukses itu harus kerja keras.
~ternyata hrs kerja pintar, ikhlas dan do'a.

Saya pikir, kunci surga ada di langit.
~ternyata ada di perilaku dan hatiku.

Saya pikir, Allah selalu mengabulkan setiap do'a & permintaanku.
~ternyata Allah hanya memberikan yang kita perlukan, lainnya nanti di akherat.

Saya pikir, makhluk yang paling bisa bertahan hidup adalah yang paling pintar, atau yang paling kuat.
~ternyata yang paling cepat merespon perubahan, hidup sabar, syukur dan sakdermo.

Saya pikir, keberhasilan itu karena keturunan.
~ ternyata karena ketekunan dan keuletan.

Saya pikir, kecantikan luar yang paling menarik.
~ ternyata inner beauty yang lebih menawan.

Saya pikir, kebahagian itu ketika menegok ke atas dan senang-senang.
~ternyata ketika melihat ke bawah, lihatlah org2 yg ada dibawa anda dlm urusan dunia.

Saya pikir, usia manusia itu di ukur dari bulan & tahun.
~ternyata dihitung dari apa yang telah dilakukannya kepada orang lain dan amalannya.

Saya pikir, yang paling berharga itu uang & emas permata.
~ternyata yang paling mahal itu kesehatan dan nama baik.

Saturday, March 3, 2012

Hidup Itu Perlu Tantangan Baru

Hidup itu perlu tantangan baru.

Jika tidak, hidup itu akan membosankan.

Setiap hari melakukan hal yang sama, melewati jalan yang sama, bertahun-tahun.

Ibarat cerita petualangan di film, kisahnya menjadi menarik ketika sang pemeran utama melakukan perjalanan yang belum pernah dilaluinya, tersesat, kehabisan air, menginap di tepi sungai, bertemu orang asing yang menipunya, dirampok, bertemu orang yang menunjukkan jalannya, bertemu teman baru satu tujuan, tersesat lagi, memulai lagi perjalanan dan seterusnya.

“Keep searching, never settle”, demikian kira-kira pesan Steve Jobs.

Jadilah pembosan. Carilah jalan baru, cara-cara baru, mainan baru, tantangan baru.

Jangan terlena dengan kenyamanan saat ini. Bisa jadi, kenyamanan itu membawa petaka, seperti sungai tenang yang berujung kepada air terjun yang berbahaya.

Saya lagi baca novel Aleph dari Paulo Coelho.

Dalam salah satu bab ia menceritakan tentang Hannibal, pejuang dan penakluk hebat dari Chartago yang namanya dilupakan sejarah.

Kenapa?

Karena ia memutuskan berhenti menaklukkan Roma setelah serangkaian penaklukkan negeri-negeri lain dengan mengesankan.

“Hannibal stopped dan was defeated”, tulis Coelho.

Mulailah perjalanan atau petualangan baru. Awalnya memang berat dan sulit, tapi akan terbiasa.

Keep searching, never settle.

Hidup itu perlu tantangan baru.

Thursday, February 23, 2012

Panah - Panah Tuhan


Pernahkah kamu mengalami suatu keadaan yang membuat hidupmu seperti ditarik mundur, jauh dari harapan?

Pernahkah kamu melihat orang-orang yang dulunya berapi-api tiba-tiba seperti kehilangan semangat bahkan lenyap dari peredaran?

Pernahkan kamu melihat atau bahkan merasakan bahwa orang-orang yang pernah kau lihat (atau bahkan dirimu sendiri) mengalami kemunduran itu, lalu tiba-tiba melesat cepat ke depan dan meraih banyak hasil?

Pasti pernah, bukan?

Kita seperti anak panah di tangan Tuhan..!
Ada masa-masa anak panah itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yang dimaksudkan.

Ada masanya anak-anak panah itu harus istirahat dalam kantong-Nya.
Namun di saat yang diperlukan, anak panah itu akan dipasang dalam busur-Nya ditarik kebelakang.. Sejauh mungkin untuk mencapai suatu sasaran.

Semakin jauh tarikannya, semakin jauh pula jarak yang akan ditempuh.

Semakin panjang rentang busur menarik ancang-ancang, makin cepat pula anak panah itu melesat.

Jadi...

Jika kau seperti dalam keadaan yang mundur, bersabarlah :

Mungkin Tuhan tengah meletakkanmu di busur-Nya. Menarikmu jauh-jauh ke belakang, agar di saat kau dilepaskan, kau memiliki daya dorong yang kuat untuk mencapai sasaran.

Dan jika kau melihat seorang teman seperti tengah mengalami kemunduran, jangan buru-buru menghakimi dengan mengatakan

"Apinya telah padam"

Jadilah teman yang baik, yang mendampingi di saat temanmu sedang "dimundurkan" karena dengan demikian kau ikut menjaganya agar tidak sampai putus asa dan terkulai.

Kamu, aku, dia, mereka... adalah anak-anak panah ditangan Tuhan.

Hidup untuk mencapai suatu sasaran yang sudah ditetapkan.

Tetaplah semangat, tetaplah bersabar, karena semua akan indah pada waktunya...

S̤̥̈̊є̲̣̥ Lά̲̣̣̣̥м̣̣̥̇̊ά̲̣̣̣̥τ̣̣̥Pά̲̣̣̣̥G̲̣̣̣̥ɪ̣̝̇
§ǝ̍̍̍̍̊ĺɑ̣̣̝̇̇мα̍̍̊τ в̍̍̍̍̊ε̲̣̣̣̥я̥α̇̇̇к̣̣̥τ̣̣̥íυı̣̣̣τ̩̩̥α̍̍̊S̤̥̈̊